Rabu, 21 Desember 2011

Thanks mamah

happy mother's day
Wah hari ini tepat tanggal 22 Desember meperingati hari Ibu,,, wah betapa berharganya seorang bu dalam kehidupan ini ya sampai ada hari khusus ibu. Yahhh mamaku yang cantik, yang baik hati tidak sombong hehee, makasih atas segala kasih sayang yang selalu kau berikan kepadaku.Walau aku tau betapa banyak kesalahan yang selalu aku perbuat dan selalu membuat hati kamu sakit tapi kau selalu memaafkan kesalahan aku. Mamah begitu berharganya kamu dalam hidup aku, kau adalah motivator terhebat buat aku, kau selalu memberikan aku semangat untuk terus maju dan mencapai cita-cita aku Kau yang memahami keadaan aku baik dalam senang dan sedih.
Mah, terlalu banyak kebaikan yang telah engkau berikan kepada aku, makasih dah menjadi pendengar setia aku, curhatan-curhatan aku yang tak penting mungkin buat mamah namun mamah selalu mendengar. makasih dah menjadi orang yang menampung keluhan-keluhan aku, makasih atas segala jasa yang engkau curahkan kepada aku dari kecil hingga aku sekarang dewasa bahkan dalam kandungan.  Hanya kata yang bisa aku ungkapan hanya kata terima kasih yang bisa ku berikan untuk saat ini,. Maaf belum bisa membalas jasa dan segalanya yang engkau berikan kepada aku mah. Mungkin aku tidak akan bisa membalas yang telah aku beri tapi aku ingin memberikan kebahagiaan kepadamu mah. Makasih telah mendoakan aku setiap shalatmu, makasih mah kau lah langkah hidupku, kaulah inspirasi bagiku, ketegaranmu, kelembutanmu dan segalanya yang ada padamu dalah kebaikanmu untuk mendekap anak-anakmu.

WILL LOVE YOU MAH
LOVE LOVE LOVE


Ibu adalah Seorang pahlawan bagi anak-anaknya dan bagi bangsa nya karena ibu melahirkan dan mendidik anak-anaknya menjadi orang baik dan orang besar. Ibu pejuang bagi anak-anaknya :D
makassssiiiii mamah kiss kiss


Thanks



Septy ^-^

Minggu, 18 Desember 2011

SEKILAS KEHIDUPAN SUKU ANAK DALAM


Indonesia merupakan sebuah negara yang terdapat di benua Asia yang terletak diantara dua samudera dan benua yaitu samudra Atlantik dan samudra Hindia, benua Asia dan Benua Australia. Negara yang terdiri dari pulau-pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari Sumatera sampai Papua.  Pulau-pulau yang tersebar kurang lebih 17.504 yang terdapat di Indonesia. Dengan berbagai suku yang berbeda di setiap daerah melahirkan kebudayaan yang berbeda diantara daerah-daerah tersebut. Inilah kekayaan yang dimiliki Indonesia keberagaman budaya atau multikultural.
Selain multikultural Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah dengan keadaan bentang alam Indonesia yang mendukung. Dengan luasnya wilayah Indonesia dan sumber daya alam yang melimpah semakin memperkaya negara ini. Dengan wilayah yang tersebar dan kebudayaan yang beragam antar wilayah tetapi satu wilayah dengan wilayah lain saling mempengaruhi. Salah satu suku yang mungkin sudah lama tidak kita dengar yaitu suku rimba atau lebih dikenal dengan suku anak dalam.
Di masyarakat Suku Anak Dalam disebut juga Suku Kubu tau Orang Rimba. Menurut tradisi lisan orang suku Anak Dalam merupakan orang Malau sesat yang lari ke hutan rimba disekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duapuluh. dan suku anak dalam kemudian dinamakan Moyang Segayo. Dalam kehidupan mereka memiliki sistem kemasyarakatan, hidup mereka secara nomaden atau tidak menetap dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu, walaupun diantara mereka sudah banyak yang telah memiliki lahan karet ataupun pertanian lanilla.
 
Anak Dalam berasal dari tiga keturunan:
1. Keturunan dari Sumatera Selatan, umumnya tinggal di wilayah Kabupaten Batanghari.
2. Keturunan dari Minangkabau umumnya di Kabupaten Bungo Tebo sebagian Mersan.
3. Keturunan dari Jambi Asli ialah Kubu Air Hitam Kabupaten Sarolangun Bangko
Dalam masyrakat suku anak dalam mereka mempunyai kepercayaan terhadap dewa atau sering disebut dengan Polytheisme yaitu mereka mempercayai banyak dewa. Dan mereka mengenal dewa mereka dengan sebutan Dewo dan Dewa. Ada dewa yang baik adapula dewa yang jahat. Selain kepercayaan terhadap dewa mereka juga percaya adanya roh nenek moyang yang selalu ada disekitar mereka.  Dengan melihat kepercayaan mereka terhadap roh nenek moyang itu masih bisa membuktikan bahwa mereka masih primitif dalam masalah kepercayaan atau agama. Mereka masih menjalankan ritual-ritual untuk menyembah tuhannya atau dewa-dewa selain dewa mereka masih menjalankan ritual untuk para roh yang dipercaya masih ada disekitar mereka.
Selain kepercayaan mereka yang masih menyembah dewa bahkan roh nenek moyang. Mereka menempati rata-rata bertempat tinggal di Hutan dan di pinggiran sungai yang terdapat diantara Jambi dan Sumatra selatan. Karena mereka merasa nyaman dengan bertempat tinggal dengan lingkungan yang bersahabat dengan alam yang masih asli atau asri. Lingkungan hutan dengan pohon-pohon besar menjadi tempat bermain anak-anak suku dalam. Mereka merasa senang dengan permainan yang mereka lakukan walaupun itu bukan permainan modern yang banyak beredar di masyarakat akhir-akhir ini.  Mereka menerima keadaan dengan senang dan bahagia, mereka tidak pernah berpikir untuk merasakan kehidupan masyarakat pada umumnya.
Taman Nasional Bukit Duabelas merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis dataran rendah di Provinsi Jambi. Semula kawasan ini merupakan kawasan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan areal penggunaan lain yang digabung menjadi taman nasional. Hutan alam yang masih ada terletak di bagian Utara taman nasional ini, sedangkan yang lainnya merupakan hutan sekunder.
Masyarakat asli suku Anak Dalam (Orang Rimba) telah mendiami hutan Taman Nasional Bukit Duabelas selama puluhan tahun. Suku Anak Dalam menyebut hutan yang ada di Taman Nasional Bukit Duabelas sebagai daerah pengembaraan; dimana mereka berinteraksi dengan alam sekitar untuk selalu menjaga keaslian hutan itu. selain itu mereka merasa saling membutuhkan antara hutan dan manusia yaitu saling memberikan kebutuhan mereka masing-masing. Suku anak dalam memelihara hutan itu karena mereka berpikiran bahwa mereka saling member kehidupan sehingga hutan harus selalu dipelihara agar mereka bisa hidup.
Untuk memenuhi keberlangsungan hidupnya mereka memakan makanan yang sudah tersedia di alam. Walaupun mereka sudah berladang hanya makanan ubi-ubi yang mereka konsumsi. Alam merupakan teman mereka baik untuk mencukupi kehidupan konsumsinya sehari-hari dan menjadi tempat berlindung mereka dalam menjalankan hari demi hari.  Selain memanfaatkan tumbuhan yang ada disekitar hutan tempat mereka tinggal, ada cara lain untuk mereka mendapatkan makanan yaitu dengan berburu.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Berburu adalah satu cara mereka untuk mencari makanan untuk bisa makan, berburu binatang di hutan sangat menyenangkan bagi mereka. Walaupun menyenangkan namun juga bisa berbahaya bila tidak berhati-hati. Berburu memberikan makanan yang lain selain memakan-makanan sayuran atau tumbuhan-tumbuhan yang sering dimakan. Dengan berburu memberikan nutrisi-nitrisi yang dibutuhkan tubuh. Supaya mereka memiliki tubuh yang sehat dan tidak kekurangan nutrisi. Mereka berburu babi untuk mereka makan. Hasil berburu mereka bakar dengan cara itu mereka memasak babi.
Selain berburu mereka juga mencari ikan, dengan keadaan lingkungan disekitar mereka adalah sungai mempermudah mereka untuk mendapatkan ikan. Mereka menangkap ikan dengan menombak kearah ikan yang ada di sungai. Selain itu mereka juga mencari madu untuk dikonsumsi dan bisa dijual ke masyarakat. Suku anak dalam melakukan pekerjaan menyadap karet utuk dijual. Mereka memanfaatkan alam untuk memenuhi kehidupan makan sehari-hari dan perekonomian mereka.
Walaupun mereka anak suku dalam atau masyrakat yang tinggal di hutan tapi untuk urusan pendidikan mereka sangat antusias untuk mengikutinya. Bahakan mereka sangat bersemangat dalam untuk mengikuti proses belajar di sekolah, walaupun lokasinya lumayan jauh dari tempat tinggal mereka. Rasa semangat anak-anak bersekolah menular kepada orang tua atau dewasa ikut bersemangat untuk mengikuti sekolah. Karena mereka berpikir bahwa dengan bersekolah mereka akan pintar dan tak mudah untuk dibodohi atau dibohongi oleh orang luar.
Untuk itu, suku anak dalam mempunyai ciri khas demi menjaga kelestarian hutan atau taman nasional bukit dua belas yang menjadi tempat tinggal mereka dengan pola Homopongan. Homopongan yakni  menetapkan satu kawasan terluar hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas untuk jadi kawasan mencari nafkah dan kehidupan bagi para orang rimba, selain itu untuk menjadi pagar atau penyangga bagi keberadaan Taman Nasional Bukit Dua Belas.
Dengan adanya Hompongan kelompok suku anak dalam  taat pada adat dan hukum , jadi menjaga Taman Nasional Bukit Dua Belas dari orang-orang yang berniat jahat seperti merambah hutan atau mencuri kayu, kita akan mencegah mereka di gerbang perbatasan. Pola Hompongan itu sendiri, pada awalnya hanyalah  salah satu cara bagi suku anak dalam untuk membatasi aktivitas ’Melangun’ atau nomaden berladang berpindah-pindah yang bisa merusak banyak kawasan hutan.
Dengan Hompongan mereka membatasi sendiri ruang geraknya untuk melakukan nomaden, kini suku anak dalam mencari hidup hanya dari kawasan Hompongan, mereka bermukim di hompongan. Jika saat ada orang dari luar yang masuk tanpa izin sudah pasti akan tertahan di Hompongan yang selanjutnya mereka harus menjalani proses interogasi sesuai peraturan adat suku anak dalam.
Sehingga sekarang dalam masyarakat suku anak dalam sudah mengalami perubahan, dalam mata pencaharian mereka sudah tidak berpindah-pindah lagi mencari lahan untuk di Tanami. Namun dengan perkembangan pengetahuan dan peralatan hidup yang digunakan akibat adanya akulturasi atau banyaknya interaksi dengan masyarakat luar sehingga mereka telah mengenal pengetahuan pertanian dan perkebunan. Sehingga mempermudah mereka dalam proses penanaman yang tidak harus berpindah-pindah lagi.
Kini masyarakat suku anak dalam dikategorikan ke dalam tiga kelompok pemukiman. Pertama yang bermukim di dalam hutan dan mereka hidup berpindah-pindah. Kedua, kelompok yang hidup di dalam hutan tetapi mereka menetap dan sudah berladang. Dan yang ketiga adalah suku anak dalam yang pemukimnya berdekatan atau bergandengan dengan pemukiman orang luar (yaitu masyarakat biasa pada umumnya).
Sehingga dalam cara berpakaian suku anak dalam memiliki perbedaan atau  bervariasi, yaitu: (1) bagi yang tinggal di hutan dan berpindah-pindah pakaiannya sederhana sekali, yaitu cukup menutupi bagian tertentu saja atau yang dianggap perlu untuk ditutupi. (2) mereka tinggal di hutan tetapi hidup menetap, di samping berpakaian sesuai dengan tradisinya, juga terkadang menggunakan pakaian seperti masyarakat umum seperti baju, sarung atau celana, (3) yang tinggal berdekatan dengan pemukiman masyarakat luar atau desa, berpakaian seperti masyarakat desa lainnya. Namun kebiasaannya tidak menggunakan baju masih sering ditemukan dalam wilayah pemukimannya.
Dengan adanya perubahan yang terjadi dalam masyrakat suku anak dalam, memberikan cerminan bahwa anak dalam tidak semua primitif tetapi sudah ada yang berpikiran ke depan atau maju. Bagi suku anak dalam yang berdekatan dengan orang luar tidak meenimbulkan konflik, karena masyarakat luar bisa menerima keadaan mereka. Dan anak dalam juga sudah bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan tempat tinggal mere yang baru. Walaupun pada awalnya ada kendala yang harus dihadapi mereka untuk menyesuaikan diri. Tapi mereka dapat melewati itu semua dan bisa hidup berdampingan demgan masyarakat luar yang baru bagi mereka.
Namun, dengan keadaan mereka yang sudah damai harus tergores dengan berita bahwa tanah yang selama ini ditempati oleh mereka dipermasalahkan. Permasalahan lahan atau tanah yang bermasalah antara Suku Anak Dalam dan sebuah perusahaan kelapa sawit. Perusahaan kelapa sawit yaitu PT. Asiatic Persada (Wilmar Group) telah melakukan ketidakadilan kepada orang-orang anak dalam. Mereka mengambil lahan masyarakat suku anak dalam untuk ditanami sawit.
Mereka melakukan penggusuran terhadap rumah-rumah anak dalam, menurut Mawardi, Ketua Komite Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Demokratik (PRD) Jambi, “Tidak hanya tiga dusun tua, tanah ladang mereka juga ikut digusur untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit oleh PT. Asiatic Persada.”
Mereka melakukan penggusuran tanpa melihat masyarakat yang ada di daerah yang akan digusur. Dengan banyaknya anak dalam yang tersakiti karena kekerasan yang terjadi menimbulkan konflik baru di masyrakat anak dalam. Mereka tidak akan menerima keadaan itu, karena mereka merasa bahwa itu lahan atau tanah itu milik mereka. Yang sudah menjadi bagian hidup mereka dari dulu. Penggusuran yang dilakukan perusahaan tidak memperhitungkan dampak yang akan di alami masyarakat anak dalam, bukan hanya masyarakat tapi lingkungan akan mendapatkan dampaknya secara langsung.
Mungkin ini ketidaktegasan dari Pemerintah daerah tersebut untuk menjaga masyarakat anak dalam dari orang-orang yang berniat menghancurkan kehidupan mereka. Dan hutan yang ditepati oleh anak dalam merupakan Taman Nasional Bukit Dua Belas yang seharusnya dilindungi dan tidak dirusak oleh oknum-oknum yang hanya mencari kekayaan semata. Untuk itu, Pemerintah Jambi harus tegas dalam memberikan ijin perusahaan jangan sampai lingkungan atau alam yang akan menjadi korban dari segala keganasaan manusia yang hanya menginginkan uang.
Permasalahan ini menimbulkan reaksi dari aktivis Walhi Deddy Ratih, mengatakan, “kedatangan mereka untuk menuntut pertanggungjawaban PT Asiatic Persada (Wilmar Group) atas penggusuran dan kekerasan terhadap suku Anak Dalam.” Selain itu beliau menambahkan tindakan Wilmar Group merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) serius karena secara sistematis telah melakukan perampasan hak-hak masyarakat adat dan masyarakat lokal.
Ini menunjukan bahwa Wilmar Group sudah melakukan pelanggaran besar terhadap masyarakat anak dalam. Karena mereka telah menyebabkan kehilangannya tempat tinggal dan lapangan pekerjaan yang seharusnya bisa mereka lakukan sehari-hari. Perusahaan telah merebut kebeasan diri dan hak mereka untuk menjalankan kehidupan. setuju dengan perkataan aktivis Walhi, bahwa perusahaan telah melanggar hak asasi manusia terhadap masyarakat anak dalam. Selain itu menurut saya, mereka sudah merusak lingkungan tempat tinggal dan alam yang sudah dijaga atau dipelihara oleh anak dalam secara baik namun dengan waktu sesaat telah hancur karena perusahaan yang mencari keuntungan.
Sekarang suku anak dalam sedang berusaha agar Pemerintah Pusat bisa membantu mereka dari penindasan yang telah dilakukan oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Mereka sedang membutuhkan bantuan Pemerintah untuk membantu mereka keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Mereka hanya meminta keadilan karena mereka hanya menginginkan tempat yang dulu mereka punya bisa kembali dan mereka bisa hidup normal. Tanpa ada gangguan dari pihak manapun, karena suku anak dalam merupakan penjaga hutan agar tetap seimbang keberadaanya. 

Terima kasih
 septy ^-^

Sabtu, 10 Desember 2011

ya Allah pa segala sesuatu harus kita ikutin, padahal kita tak mau mengikuti. Apa salah bila tak mengikuti, pa segalanya hrus mengikutin yg disuruh dia. aku juga manusia yang ingin merasakan privasi sendiri. Ya Allah cpe bila terus begini, aku ingin keluar dari segala kemelut ini tolong aku jauhi dari semua ini.
Aku ingin menjalankan kehidupan seperti biasa tanpa tekanan.

Senin, 05 Desember 2011

entah

kemilau rindu menyapa batinku
detak jantng berirama
nada-nada mengalun indah dalam jiwa
menemani sepi
terasa hampa,,,,, hati tak berkata
hanya  termenung menemani
kesendirian menunggu kepastian
hanya berteman sepi dan pilu hati ,,..